Info Kampus

Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta: Kampus Masa Depan Berbasis Nilai, Inovasi, dan Budaya

×

Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta: Kampus Masa Depan Berbasis Nilai, Inovasi, dan Budaya

Sebarkan artikel ini
Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta: Kampus Masa Depan Berbasis Nilai, Inovasi, dan Budaya

jogjaversitas.com – Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta (UNU Jogja) bukan sekadar perguruan tinggi berbasis nilai-nilai keislaman Ahlussunnah wal Jama’ah an-Nahdliyah. Lebih dari itu, UNU Jogja kini menjelma sebagai kampus masa depan yang menyatukan pendidikan, inovasi teknologi, dan apresiasi seni dalam satu tarikan nafas.

Dalam beberapa tahun terakhir, UNU Jogja aktif mengukir berbagai pencapaian gemilang di tingkat nasional. Dari pengembangan teknologi blockchain hingga meraih penghargaan kehumasan, kampus yang terletak di dekat jalur ring road Yogyakarta ini terus menunjukkan komitmennya untuk menjadi pusat unggulan pendidikan tinggi berbasis nilai, kolaborasi, dan transformasi digital.

Memborong Tiga Penghargaan PRIA 2025

Tahun 2025 menjadi momen penting bagi UNU Jogja di bidang komunikasi publik. Kampus ini berhasil meraih tiga penghargaan sekaligus dalam ajang Public Relations Indonesia Awards (PRIA) 2025, yang diselenggarakan di Graha Pos Indonesia, Bandung. Meski baru pertama kali ikut serta, UNU Jogja langsung menyabet satu Gold Winner, satu Silver Winner, dan satu Bronze Winner atas karya-karya kehumasan mereka.

Ajang PRIA merupakan barometer kinerja humas paling komprehensif di Indonesia, yang tahun ini diikuti lebih dari 200 lembaga dari berbagai sektor, termasuk BUMN, swasta, NGO, dan universitas ternama. Ini membuktikan bahwa UNU Jogja memiliki kapasitas dan kualitas yang diakui dalam membangun narasi publik serta menjalin komunikasi strategis secara profesional.

Pelaksana Harian Rektor UNU Jogja, Brian Edityanto, menyebut bahwa penghargaan ini menjadi momentum untuk mengembangkan komunikasi publik yang lebih inovatif. Hal senada juga diungkapkan Direktur Komunikasi UNU Jogja, Intan Agisti, yang melihat penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi sekaligus peluang memperluas jejaring kolaborasi dengan mitra strategis.

Kampus yang Menjadi Galeri Seni Terbuka

Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta tidak hanya berbicara soal teknologi dan akademik. Kampus ini juga memberikan ruang besar bagi ekspresi seni dan budaya. Salah satu buktinya adalah dengan kembali digelarnya pameran seni rupa di Galeri Seni Nusantara UNU Yogyakarta bertajuk Indonesia 100 Persen yang berlangsung dari 31 Agustus hingga 30 September 2024.

Pameran ini menampilkan 99 karya seni dari 69 perupa lintas usia. Mulai dari lukisan, patung, hingga instalasi seni yang merepresentasikan keberagaman dan kekayaan budaya nusantara. Pameran ini bukan sekadar acara seremonial, tetapi bagian dari visi Rektor Widya Priyahita Pudjibudojo untuk menjadikan kampus UNU sebagai galeri seni terbuka yang bisa diakses publik.

“Seniman itu banyak karyanya, tapi ruang pamernya terbatas. Saya ingin UNU jadi ruang publik untuk seni,” ujarnya. Dengan banyaknya lorong dan dinding yang bisa dimanfaatkan, UNU membuka pintu bagi dunia seni untuk hidup berdampingan dengan dunia akademik.

Kurator pameran, A. Anzieb, menambahkan bahwa tema Indonesia 100 Persen merupakan undangan untuk menafsirkan budaya lokal secara bebas dan kreatif. Ia juga menyoroti pentingnya makna karya seni, bukan sekadar kemasan heboh yang sering mendominasi dunia seni rupa kontemporer.

Pelopor Teknologi Blockchain di Dunia Pendidikan

Salah satu terobosan paling berani yang dilakukan Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta adalah kerja sama dengan Internet Computer Protocol (ICP), perusahaan teknologi asal Swiss, untuk mengembangkan ekosistem blockchain di dunia pendidikan.

Kolaborasi ini dimatangkan dalam acara Bali Crypto Week 2024 dan menjadi bagian dari program besar bertajuk Indonesia On-Chain. Bersama 75 universitas dan 75 sekolah menengah, UNU Jogja akan memberikan pelatihan teknologi blockchain, artificial intelligence (AI), dan kewirausahaan secara gratis kepada mahasiswa dan pelajar di seluruh Indonesia.

Rektor Widya Pudjibudojo menjelaskan bahwa UNU Yogyakarta bahkan telah memanfaatkan teknologi blockchain untuk autentikasi ijazah lulusannya. Ke depan, seluruh manajemen kampus akan dibangun berbasis blockchain, termasuk melalui pendirian blockchain center dan blockchain academy yang rencananya akan mulai beroperasi dalam waktu dekat.

“Insya Allah bulan depan kita launching dan mulai pelatihan, bukan hanya untuk mahasiswa, tapi masyarakat juga bisa gabung,” ujarnya.

Tak heran jika Presiden Joko Widodo sempat terperanjat saat mengunjungi UNU Yogyakarta awal tahun ini. Ia melihat langsung berbagai aktivitas futuristik yang dilakukan kampus ini—mulai dari pembelajaran robotik, kripto, hingga investasi saham dan reksa dana.

“Waduh, ini betul-betul lompatan,” ujar Presiden saat itu, mengapresiasi lompatan transformasi pendidikan tinggi yang diusung UNU Jogja.

Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta: Simbol Inovasi dan Nilai

Melihat semua capaian tersebut, UNU Yogyakarta bukan hanya universitas biasa. Ia adalah simbol bagaimana nilai-nilai tradisional Islam Nusantara bisa berpadu dengan teknologi mutakhir dan semangat kebudayaan dalam satu ekosistem pendidikan yang inklusif dan progresif.

Dari sudut kehumasan, seni, hingga inovasi digital, UNU Jogja menjawab tantangan zaman dengan pendekatan kolaboratif dan berbasis masyarakat. Bukan hanya mencetak lulusan yang siap kerja, tetapi juga membentuk insan-insan muda yang siap memimpin perubahan dan menebar manfaat bagi bangsa.

Dengan berbagai gebrakan ini, UNU Yogyakarta menunjukkan bahwa masa depan pendidikan tinggi di Indonesia tidak hanya milik kampus-kampus besar yang telah lama berdiri. Kampus muda seperti UNU Jogja pun bisa menjadi pionir transformasi pendidikan berbasis nilai, inovasi, dan budaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *