Jogjaversitas.com – Sang Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa-Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) Universitas Gadjah Mada (UGM), Gielbran Muhammad Noor, mengungkapkan bahwa ia mengalami intimidasi.
Intimidasi terjadi setelah mengutarakan kritik terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kejadian intimidasi ini melibatkan seseorang yang mengklaim sebagai bagian dari intelijen.
Gielbran membagikan pengalamannya, “Beberapa hari yang lalu, saya dihubungi oleh seorang pejabat di fakultas peternakan karena saya adalah mahasiswa di sana. Wakil dekan menyampaikan bahwa ada seseorang yang mengklaim sebagai bagian dari intelijen yang datang ke fakultas, dan meminta informasi biodata dari pihak akademik.” Ini adalah pengalaman yang menimbulkan kekhawatiran karena campur tangan yang tidak jelas dalam urusan akademik.
Gielbran menegaskan, “Namun, pihak fakultas melarang pemberian biodata karena tidak disertai izin resmi atau surat tugas yang sesuai, sehingga permintaan tersebut tidak dipenuhi.” Tindakan fakultas untuk memastikan kepatuhan terhadap prosedur yang berlaku adalah langkah yang tepat untuk melindungi informasi pribadi.
Baca Juga: Menuju Indonesia Emas 2045, Mahasiswa Katolik dari Seluruh Indonesia Siap Bergerak!
Gielbran menyebut bahwa intimidasi yang ia alami tidak hanya menimpa dirinya, tetapi juga melibatkan keluarganya di Sragen, Jawa Tengah. Oknum yang mengaku sebagai intel tersebut dikabarkan mendatangi ketua RT untuk mencari pertemuan dengan orang tua Gielbran. Namun, ketua RT menolak permintaan tersebut dan menghalangi oknum tersebut untuk bertemu dengan orang tua Gielbran.
“Sehingga sebelum orang itu benar-benar bertemu dengan keluarga saya, dia sudah mundur dan tidak terlibat secara langsung. Dia hanya melewati ketua RT, yang kemudian menginstruksikan untuk tidak perlu bertemu dengan orang tua saya, hanya cukup dengan ketua RT,” ungkapnya.
Kapten Arh Siswoto, dari Kapenrem 072/Pamungkas, menanggapi hal ini dengan mengatakan bahwa tidak ada perintah terkait kejadian tersebut. “Saya tidak pernah menerima perintah atau informasi terkait hal tersebut, yang saya tahu tidak ada instruksi atau perintah untuk melakukan hal seperti itu,” jelasnya saat dihubungi oleh wartawan.
“Saya, bersama dengan Pasi Intel, juga tidak melaksanakan kegiatan semacam itu,” tambah Siswoto.