jogjaversitas.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali mempertegas komitmennya dalam meningkatkan asupan gizi masyarakat Indonesia melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan menu utama ikan.
Kali ini, acara digelar di SMP Ali Maksum, Jogokaryan, Kemantren Mantrijeron, Kota Yogyakarta, pada Sabtu (30/11/2024). Program ini tidak hanya mendukung kesehatan generasi muda tetapi juga memberikan dampak positif pada perekonomian lokal.
Distribusi 2.000 Paket Makanan Gratis
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Budi Sulistiyo, mengungkapkan bahwa pada acara ini, pihaknya membagikan 2.000 paket MBG kepada siswa-siswi di SMP Ali Maksum. Secara nasional, program MBG telah menjangkau ratusan ribu anak-anak sekolah di berbagai daerah.
“Dengan dukungan Komisi IV DPR RI, kami telah mendistribusikan lebih dari 200 ribu paket makanan gratis berbasis ikan ke seluruh Indonesia. Hari ini, kegiatan ini menjadi contoh konkret bagaimana program MBG diterapkan,” ujar Budi kepada wartawan.
Pemetaan Dapur Lokal untuk Distribusi Ikan
Tantangan distribusi bahan makanan bergizi, terutama ikan, ke wilayah non-pesisir dijawab dengan pendekatan strategis. KKP bersama Badan Gizi Nasional telah memetakan dapur lokal untuk mendukung keberlanjutan program ini.
“Distribusi ikan dilakukan dari titik terdekat, dengan setiap dapur melayani kebutuhan sekitar 3.000 siswa. Resep yang digunakan juga menyesuaikan cita rasa lokal agar anak-anak lebih menyukai olahan ikan,” jelas Budi.
Dua Nilai Strategis Program MBG
Menurut Budi, MBG memiliki dua nilai strategis utama:
- Pertumbuhan Ekonomi Nelayan dan UMKM Lokal
Program ini meningkatkan serapan hasil tangkapan nelayan, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah pesisir. Selain itu, bahan makanan seperti beras dan sayuran dibeli dari petani dan pelaku UMKM lokal. - Peningkatan Kualitas Gizi Generasi Muda
Asupan protein yang cukup dan berkualitas akan mendukung tumbuh kembang anak-anak, menjadikan mereka generasi penerus yang cerdas dan sehat.
“Program ini adalah investasi jangka panjang untuk kualitas SDM Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045,” tegas Budi.
Pondok Pesantren Ali Maksum Jadi Percontohan
Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi, atau yang akrab disapa Titiek Soeharto, menyebut Pondok Pesantren Ali Maksum sebagai salah satu lokasi percontohan program MBG.
“Tadi kami cek, dapurnya sudah memenuhi standar. Ini menunjukkan bahwa pesantren ini dapat menjadi model untuk produksi makanan bergizi gratis ke depannya,” kata Titiek.
Ia juga menekankan pentingnya program ini dalam mencerdaskan anak bangsa. “Dengan gizi yang cukup, anak-anak kita bisa menjadi pemimpin masa depan yang berkualitas,” tambahnya.
Dukungan Ekonomi Melalui MBG
Selain aspek gizi, program MBG turut berperan dalam meningkatkan perekonomian lokal. Titiek mengungkapkan bahwa dapur MBG dapat memberdayakan petani dan masyarakat sekitar.
“Misalnya, beras dibeli dari petani lokal, dan sayuran seperti bayam, kangkung, atau daun bawang dari ibu-ibu rumah tangga. Ini memberikan efek ganda bagi ekonomi daerah,” ujarnya.
Komitmen Pemerintah Meski Ada Pemotongan Anggaran
Presiden Prabowo Subianto menjadikan MBG salah satu program prioritas dalam masa pemerintahannya. Namun, rencana pemotongan anggaran dari Rp 15.000 menjadi Rp 10.000 per porsi sempat menimbulkan kekhawatiran.
Menanggapi hal ini, Titiek menegaskan bahwa meski anggaran dikurangi, kualitas menu tidak akan terpengaruh.
“Kita tetap memastikan makanan yang diberikan memenuhi standar gizi. Lebih baik sedikit anggaran daripada tidak ada program sama sekali,” katanya.
Sinergi Antar-Kementerian
Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, menyebut bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk memastikan ketersediaan stok ikan.
“Kami mengembangkan kampung-kampung perikanan seperti kampung lele, nila, atau gurame untuk mendukung keberlanjutan program ini. Semua dapur MBG harus memiliki stok ikan yang memadai,” ungkap Trenggono.
Harapan ke Depan
Melalui program MBG, pemerintah berharap dapat memperbaiki kualitas gizi masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Titiek Soeharto juga berharap program ini terus berjalan dan memberikan dampak positif bagi pendidikan dan ekonomi nasional.
“Dengan gizi yang baik, anak-anak Indonesia akan lebih siap menghadapi tantangan global dan menjadi generasi emas yang membanggakan,” pungkas Titiek.